Saron atau biasa dikenal juga dengan ricik adalah salah satu instrumen gamelan yang masuk dalam golongan balungan atau alat musik jenis bilahan (wilahan) dari logam. Saron memiliki 6 atau 7 (1 oktaf) bilahan logam yang ditumpangkan di atas bingkai kayu yang berfungsi sebagai resonator. Biasanya ada 4 saron dalam gamelan dengan jenis laras pelog dan slendro.
Cara memainkan alat musik saron adalah memukul bilahan logam menggunakan tabuhan tangan kanan dan menahan bilahan yang dipukul sebelumnya menggunakan tangan kiri agar menghilangkan suara dengungan yang tersisa. Cara ini biasa disebut dengan teknik memahat atau memencet.
JENIS JENIS SARON
1. Demung
Demung memiliki ciri berukuran paling besar dari jenis saron lainnya dan menghasilkan nada dengan oktaf tengah.
Umumnya dalam satu perangkat gamelan terdiri dari satu atau 2 demung.
Namun, khusus dalam gamelan di keraton yang memiliki lebih dari 2 demung. Demung memainkan balungan gendhing atau lagu gamelan dalam wilayahnya yang terbatas.
2. Saron Barung
Saron berukuran sedang dan beroktaf tinggi. Seperti demung, saron barung memainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas.
Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, 2 saron barung memainkan lagu jalin-menjalin yang bertempo cepat.
Seperangkat gamelan mempunyai 1-2 saron barung, tetapi ada gamelan pula yang mempunyai lebih dari dua saron barung.
Suatu perangkat gamelan bisa mempunyai saron wayangan yang berbilah 9. Sesuai namanya menunjukkan saron ini dimainkan dalam ansambel mengiringi pertunjukan wayang.
3. Saron Panerus (Peking)
Saron panerus atau disebut juga saron peking memiliki oktaf yang paling tinggi dan berukuran paling kecil di antara yang lainnya.
Saron panerus memainkan tabuhan rangkap 2 atau rangkap 4 lagu balungan.
CARA MEMAINKAN
Alat musik saron dimainkan dengan cara memukul bilah-bilah agar menghasilkan susunan nada yang indah.
Saron dipukul dengan alat pemukul khusus yang disebut panakol saron. Panakol saron terbuat dari bahan kayu yang bentuknya hampir menyerupai palu.
Pemain saron duduk di tengah-tengah dan memegang panakol dengan tangan sebelah kanan.
Sambil memukul bilah-bilah saron, tangan kiri menahan getaran dari lempengan besi agar tidak bergetar atau berdengung dalam waktu yang lama.
Menekan bilah-bilah saron juga bisa dilakukan dengan menggunakan jari tengah pada tangan kiri. Teknik menekan saron ini disebut memathet atau pencet.
Terdapat beberapa cara dalam memukul atau menabuh saron, yaitu cara biasa sesuai nada, nada yang imbal dan menabuh bergantian saron yang satu dengan saron yang lainnya.
Cepat lambatnya atau keras lemahnya penabuhan tergantung dari komando kendang atau jenis gendhingnya.
Misalnya, pada gendhing gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan, saron ditabuh dengan keras dan cepat.
Sementara pada gendhing gati yang bernuansa militer, saron ditabuh dengan tempo lambat namun keras. Saat mengiringi sebuah lagu, saron ditabuh dengan tempo pelan dan halus.
Sumber:
🤩🔥
BalasHapus🔥🔥🔥🔥🙏
BalasHapuskerenn bgt paizaaaa
BalasHapus