SERUNE KALEE
Serune kale merupakan alat music tiup tradisional Aceh. Serune kale dikelompokkan dalam instrument tiup jenis aerofone, yang sumber bunyinya dari aeroa tau udara dengan cara ditiup. Instrumen ini mempunyai lidah (rief) untuk sumber bunyi, terdiri dari empat helai daun lontar yang telah dikeringkan.
Konsep penciptaan pada karya ini mengkreasikan bentuk daun sirih sebagai penghias pada serunekalee, yang diterapkan pada bagian bodi. Penciptaan karya melalui tiga tahapan eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Landasan penciptaan pada karya ini adalah teori bentuk, fungsi, estetis dan kreasi.
Karya serunekalee yang diciptakan menggunakan bahan berupa kayu nangka dan andalas. Penciptaan karya ini menggunakan dua alat yaitu manual dan mesin. Teknik yang dipakai dalam penggarapan karya menggunakan teknik bubut, raut, ukir relief dan ukir sedang. Finishing yang diaplikasikan antara lain batik tulis, pyrography dan melamin system.Karya yang diciptakan berjumlah sepuluh karya, keseluruhannya karya fungsional berupa alat music tiup serunekalee. Sehingga hasil karya yang diciptakan mengandung nilai estetis dan nilai kebaharuan pada visualnya.
- Sejarah dan Asal-Usul Serune Kalee
Serune Kalee diyakini sudah ada sejak masa kerajaan-kerajaan Islam di Aceh dan memiliki pengaruh dari budaya Timur Tengah dan India. Nama Serune Kalee berasal dari kata "Serune" yang berarti serunai atau alat musik tiup, dan "Kalee" yang merujuk pada daerah asalnya, yaitu di sekitar wilayah Aceh Besar dan Pidie. Alat musik ini sering dimainkan dalam berbagai acara seperti upacara adat, pernikahan, hingga perayaan keagamaan.
- Bentuk Serune Kalee
Wujud dan bentuk peralatan ini seperti pentungan, bulat, dan lurus mulai dari batas atas (mondstuk) hingga ke bagian bawah (bell). Bagian atas peralatan ini kecil dan membesar di bagian bawahnya. Di bagian badan atau tubuh terdapat lubang-lubang sebagai tempat memainkan nada yang diinginkan. Peralatan ini mempunyai warna dasar hitam, hal ini kemungkinan disebabkan oleh terlalu banyak dipegang atau memang warna dasar kayu yang dibuat untuk peralatan ini berwarna hitam yang fungsi sebagai pemanis atau penghias musik tradisional Aceh.
Bahan dasar Serune Kalee ini berupa kayu, kuningan dan tembaga. Serune kalee yang terbuat dari kayu, bagian pangkal kecil serta di bagian ujungnya besar menyerupai corong. Di bagian pangkal terdapat piringan penahan bibir peniup yang terbuat dari kuningan yang disebut perise. Serune kalee ini mempunyai 7 buah lobang pengatur nada. Selain itu terdapat lapis kuningan serta 10 ikatan dari tembaga yang disebut klah (ring) serta berfungsi sebagai penga- manan dari kemungkinan retak/pecah badan serune tersebut. Alat ini biasanya digunakan bersama genderang clan rapai dalam upacara-upacara maupun dalam mengiringi tarian-tarian tradisional.
Corak suara yang dihasilkan oleh peralatan ini adalah suara yang sengau (bindeng), serak (roco), tajam, dinamis, dan mendatangkan semangat ketika mendengarnya. Suara alat ini bisa terdengar hingga jauh tanpa menggunakan pengeras suara. Mungkin kerasnya suara yang dihasilkan oleh peralatan dikarenakan bahan baku pembuat Serune yang tua, keras, dan ringan (Z. H. Idris, 1993: 51).
Pada peralatan ini tidak ada ornamen atau hiasan yang mencolok. Hanya berupa ukiran pada badan Serune Kalee. Ukiran ini tergurat dalam bentuk lurus mengelilingi badan Serune Kalee agar Serune Kalee tampak indah dan terkesan canggih. Pada bagian atas dekat mondstuck terdapat sebuah ring yang berfungsi sebagai pengaman agar peralatan ini tidak mudah retak. Selain itu, ring juga difungsikan sebagai hiasan. Bagian bell kadang dilapisi dengan plat perak yang diberi sedikit ukiran. Tidak ada makna secara simbolis untuk ukiran ini. Bila peralatan ini kita balik dengan bagian atas berada di bawah akan terlihat seperti sebuah pentungan atau pemukul beduk.
- Cara Memainkan Serune Kalee
- Teknik Tiupan: Pemain meniup lubang pada bagian pangkal serune dengan teknik pernapasan sirkular (circular breathing), yaitu menghirup udara sambil tetap meniup alat musik untuk menghasilkan suara yang berkelanjutan.
- Jari pada Lubang Nada: Serune Kalee memiliki beberapa lubang nada yang diatur dengan menutup dan membuka lubang menggunakan jari untuk menghasilkan nada yang berbeda.
- Koordinasi dengan Alat Musik Lain: Biasanya dimainkan bersama alat musik seperti Rapai, Gendang, dan Geundrang untuk menghasilkan harmonisasi musik tradisional yang indah
- Fungsi dan Peran Serune Kalee dalam Budaya Aceh
- Musik Pengiring Tarian Tradisional: Mengiringi Tari Seudati dan Tari Saman.
- Acara Adat dan Keagamaan: Digunakan dalam upacara pernikahan, khitanan, dan acara keagamaan lainnya.
- Sarana Hiburan Masyarakat: Menjadi bagian penting dari pertunjukan seni tradisional.
🤩🔥
BalasHapus